Ad Code

Responsive Advertisement

Kerangka Berfikir Ilmiah

KERANGKA BERFIKIR ILMIAH1 By Mardiyyah Hasnawi2 Prolog Materi Kerangka berfikir ilmiah atau epistemologi merupakan cabang filsafat ilmu yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Epistemologi membahas secara mendalam proses-proses yang terlihat dalam usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan. Adanya pola-pola dasar atau desain atau kerangka yang dilakukan oleh aktivitas jiwa dalam menemukan suatu pengetahuan memerlukan suatu objek pengetahuan dan instrumen untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Bertambahnya pengetahuan seiring dengan proses perkembangan pola pikir manusia diawali dengan rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitar, bulan, bintang dan matahari yang dipandangnya, bahkan rasa ingin tahu tentang dirinya sendiri. Adanya kemampuan berfikir manusia menyebabkan rasa ingin tahunya selalu berkembang. Dengan kemampuan berfikir manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuannya yang diperoloeh hingga menghasilkan pengetahuan yang baru. Pengetahuan yang ingin dicari atau didapatkan tentunya bersumber pada kebenaran. Tahu yang memuaskan manusia adalah tahu yang benar. Tahu yang tidak benar disebut keliru. Jika suatu pengetahuan yang terdahulu mengalami kekeliuran maka sudah pasti terdapat suatu kebenaran sesudahnya. Kekeliruan tentunya akan memberikan dampak yang negatif bagi manusia sehingga mereka meninggalkan suatu kekeliruan. Asumsi awal manusia mendapatkan pengetahuan secara empirik melalui pengamatan dan pengalaman. Data-data inderawi, benda-benda memori manusia merupakan beberapa instrumen dalam mendapatkan pengetahuan. Di samping itu perasaan intuitif atau insting juga menambah kepercayaan terhadap penemuan yang didapatkan sehingga kepercayaan terhadap suatu objek pengetahuan menimbulkan keyakinan terhadap ilmu pengetahuan tertentu. Ilmu Pengetahuan itu dapat ditinjau kembali kebenarannya, jika terdapat kekeliruan maka akan timbul ketidakpuasan sebagai akibat keterbatasan manusia khususnya dalam penggunaan instrumen atau pengolahan data-data indrawi dalam menerima pengetahuan tanpa dia ketahui kemudian melahirkan mitos. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari rasa ingin tahu terhadap suatu realitas yang kurang terpuasakan terutama mengenai hal-hal yang gaib. Namun seiring dengan perkembangan pola pikir manusia yang haus akan rasa ingin tahu melalui kajian-kajian ilmu pengetahuan maka pada akhirnya melahirkan pengetahuan yang ilmiah. Pengetahuan ilmiah memerlukan alasan dan atau penjelasan secara sistematis yang dibuat untuk memberikan keyakinan. 1Disampaikan pada Latihan Kader I. dilaksanakan oleh Pengurus Komisariat HMI Komisariat STMIK AKAKOM Yogyakarta Bid PA. Dusun candi, purwobinangun, pakem, sleman, Yogyakarta. 26 februari s/d 2 maret 2009. 2 Mahasiswi STMIK AKAKOM Yogyakarta, Sekretaris Umum HMI Komisariat STMIK AKAKOM Yogyakarta, Teori Pengetahuan Kajian tentang teori pengetahuan disebut juga dengan epistemologi (Yunani: epism=knowledge, pengetahuan + logos=teori). Istilah ini digunakan pertama kali pada tahun 1854 oleh J.F. Ferrier yag membuat perbedaan antara dua cabang filsafat yaitu ontologi (Yunani:on=being, wujud, apa+logos=teori) dan epistemologi. Ontologi(metafisika) merupakan teori tentang apa, sedangkan epistemologi sebegai teori pengetahuan. epistimologi membandingkan kajian sistematik terhadap sifat , sumber , dan validitas pengetahuan. 3 Ilmu adalah pengetahuan tapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal. Sedangkan Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjalankan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek menurut metode-metode tertentu yang merupakan satu kesatuan sistematis.4 Pengertian di atas menjelasakan bahwa pengetahuan bukan hanya ilmu tapi pengetahuan merupakan bahan utama bagi ilmu. Selain itu pengetahuan tidak menjawab pertanyaan dari adanya kenyataan itu sebagaimana dapat dijawab oleh ilmu. Dengan kata lain pengetahuan baru menjawab apa, sedangkan ilmu dapat menjawab pertanyaan tentang mengapa dari kenyataan kejadian. Pada landasan epistemologi yang dimasalahkan adalah pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan proses dan prosedur yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan yang berupa ilmu, cara teknik atau sarana yang membantu memperoleh ilmu tersebut, hal-hal yang harus diperhatikan agar diperoleh ilmu dan pengetahuan yang benar, kebenaran dan kriteria tentang kebenaran. Bentuk dan sumber pengetahuan Russel membuat kategori-kategori berikut : 1. Pengetahuan melalui pengalaman dalam pengertian yang didapatkan dari: a. data dat indrawi b. benda-benda memori c. keadaan internal d.diri sendiri 3Hunnex D Milton, Peta Filsafat “Pendekatan Kronologis dan Tematis”,Seri Pengantar Filsafat. 4Hanafie Rita SRDm,Soetrino, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Penerbit Andi Yogyakarta 2. Pengetahuan melalui deskripsi yaitu pengetahuan yang di dapatkan melalui: a. orang lain. b.benda-benda fisik(merupakan suatu konstruksi, bukan data indrawi ). Adanya dua bentuk pengetahuan yaitu pengetahuan langsung dan pengetahuan tak langsung. Pengetahuan langsung diperoleh dari pengamatan ekstern dan intern. Pengamatan ekstern secara langsung kita dapat mengetahui adanya sesuatu benda dalam dunia luar melalui alat indera. Pengamatan ekstern merupakan sumber pengetahuan secara langsung berupa alat untuk menangkap objek di luar manusia melalui kekuatan indera, sedangkan pengamatan intern atau intuisi adalah proses kejiwaan tanpa suatu rangsang untuk mampu membuat pernyataan berupa pengetahuan. Pengetahuan tak langsung dapat diperoleh dengan beberapa cara yakni dengan penarikan konklusi / penalaran, kesaksian, dan wahyu. Kongklusi penalaran adalah salah satu corak berfikir dengan menggabungkan pengertian atau lebih dengan maksud memperoleh pengetahuan baru.5 Teori-teori pengetahuan bila didasarkan menurut sifat teoritis dan historis dapat dikelompokkan menjadi dua aliran yang besar, yaitu rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah terlepas dari pengalaman dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan nalar. Sedangkan empirisme berpendapat bahwa semua ide dan kosep berasal dari pengalaman dan bahwa kebenaran hanya dapat dibangun berdasarkan pengalaman. Dari dua pemahaman tersebut melahirkan asumsi bahwa terdapat dua pengetahuan yaitu pengetahuan mutlak atau utama (priori) yang tidak didapatkan berdasarkan pengalaman . Pengetahuan empiris atau posteriori adalah pengetahuan yang berasal atau bergantung pada pengalaman. Sifat-sifat pengetahuan mengetahuai sebuah statemen (itu benar) manakala : 1.fakta dalam beberpa hal atau kriteria dari statement tersbut benar secara aktual. 2.Keyakinan yang menyetakan bahwa itu benar. 3.Bukti mendukung statement, Jika bukti lengkap, maka pengetahuan pasti, jika bukti parsial maka pengetahuan itu bersifat mungkin. 5Maryanto Agus, Riyoko Budi, Jaya Higra, Husein Mirwan, Buku Panduan mengenal HMI. Logika dan Hukum berfikir Pengetahuan mutllak terdiri dari tiga hukum berfikir yan diperkenalkan oleh Aristoteles. hukum identitas, semua entitas apa pun bentuknya adalah apa itu dan bukan yang lain. hukum non-kontradiksi, tidak satu pun entitas dapat menjadi apa ia itu sekaligus bukan ia itu dalam spesifikasi yang sama. hukum exluded middle (semua entitas ). Logika berasal dari logos artinya pikiran atau dengan kata lain yang mempelajari pikiran dalam bentuk bahasa. Secara etimologis logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran dalam bentu bahasa. Berfikir adalah proses atau kegiatan jiwa untuk mencapai pengetahuan. Berfikir merupakan serangkaian kegiatan dari budi rohani seseorang yang menciptakan pengertian, melakukan penalaran, dan mengolah ingatan berdasarkan pengalaman terdahulu sebagai tanggapan terhadap keadaan sekeliling. Berfikir adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan banyak waktu. Berfikir dapat membuahkan beberapa hasil-hasil pemikiran baik atau rumusan solusi dari suatu permasalahan. Metode Landasan epistemologi ilmu pengetahuan adalah metode ilmiah. Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses yang dinamakan metode ilmiah. Aristoteles mengembangkan metode ke dalam : 1. Induksi yaitu penalaran dari yang khusus kepada yang umum, perhitungan sederhananya: fakta1 + fakta2 + ... --> kesimpulan 2. Deduksi yaitu penalaran dari yang umum kepada yang khusus 3. Observasi yaitu penggunaan bukti empiris, 4. Klasifikasi yaitu penggunaan definisi. Beberapa metode yang bermunculan sesuai dengan bidang keilmuannya diantaranya phytagoras mengembangkan metode perhitungan matematika, democritus dengan mengajukan konsep mekanisme. Dan metode ilmiah akhirnya menjadi sebuah tahapan yang bervariasi sesuai dengan disiplin ilmumyang dihadapi. Jonh Dewey (dalam buku How We Think) menggambarkan metode ilmiah sebagai refleksi pemikiran dan merinci lima langkah problem solving (pemecahan masalah) sebagai bingkai pengetahuan atau metode ilmiah: a. Mengenali masalah-keadaan yang tidak menentu. b. Mengklasifikasi keadaan tak menentu sebagai satu masalah dengan menggunakan definisi, observasi, dan klasifikasi fakta-fakta, c. Menformulasi solusi yang mungkin dilakukan -hipotesis, d.Melakukan deduksi(kesimpulan) dari variable atau menguji konsekuensinya, e.Memverifikasi dan memformulasikan sebagai sesuatu yang penting dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis dan atau penyelesaian masalah. Kriteria Kebenaran Mengenai Kr

Posting Komentar

0 Komentar