1. Suplai dan Permintaan Emas secara Global
Harga emas, seperti barang atau jasa atau aset lainnya, ditentukan dari penawaran dan permintaan.
Penawaran emas terbilang relatif tetap mengingat bukan saja jumlah emas yang dikandung bumi terbatas namun dengan banyaknya pembatasan untuk kegiatan penambangan emas.
Sedangkan permintaan akan emas berasal dari lima sumber berikut:
- Perhiasan: Emas adalah komponen utama dari sebagian besar perhiasan, misalnya cincin dan kalung
- Koin emas dan emas batangan: Emas yang dicetak dalam bentuk koin dan batangan dan yang kemudian diperjualbelikan pedagang emas
- Teknologi: Emas merupakan konduktor listrik yang sangat baik dan menjadi bahan baku bagi beberapa benda seperti kabel.
- ETF: Emas juga hadir dalam produk investasi berjenis Exchange Traded Funds (ETF) demi memenuhi permintaan investor. Di dalam ETF, setiap Dolar AS yang diinvestasikan ke dalam produk tersebut akan dicadangkan dalam bentuk emas (tentunya setelah dikurangi ongkos pengelolaan). Sehingga, jika investor membeli banyak ETF emas, maka ETF tersebut harus melakukan pencadangan emas yang lebih banyak. Begitu pun sebaliknya, jika investor menjual ETF emas, maka ETF akan melepas cadangan emasnya.
2. Nilai Tukar dolar AS Terhadap Rupiah
Harga resmi emas adalah dalam mata uang dolar AS. Sehingga, harga emas di negara lain adalah harga emas dalam Dolar AS dikalikan dengan nilai tukar mata uang tersebut saat ini.
Dengan kata lain, harga emas di Indonesia diturunkan dari harga emas dunia yang dikalikan dengan nilai tukarnya terhadap Dolar AS, seperti ditunjukkan di formula berikut:
Harga Emas dalam Rupiah = Harga Emas dalam Dolar AS x Nilai Tukar
Sebagai contoh, jika harga emas dunia berada di level US$2.000 per ons (US$64,45 per gram) dan kurs Rupiah terhadap Dolar AS tercatat Rp14.500 per Dolar AS, maka harga emas di Indonesia seharusnya adalah Rp934.525 per gram.
Rp934.525 = US$64,45 x Rp14.500
Di dalam pasar persaingan sempurna, harga emas tidak akan melenceng dari harga ini. Sebab, jika harga emas di Indonesia lebih mahal dibanding harga emas yang dihitung di atas, maka pelaku pasar akan termotivasi melakukan trading arbitrase, yakni kegiatan mendulang cuan dengan memanfaatkan perbedaan harga instrumen di dua pasar yang berbeda.
Sebagai contoh, anggap saja harga emas di Indonesia menyentuh Rp1 juta per gram ketika harga emas di pasar global tercatat Rp943.525. Hal ini akan memicu investor untuk membeli emas di pasar global dan menjualnya lagi di Indonesia demi mendapatkan untung. Ini akan terus terjadi sampai harga emas di Indonesia turun karena makin banyak yang menjual di Indonesia dan harga emas di pasaran dunia naik karena makin banyak yang membeli emas di pasar ini. Ini terus terjadi sampai tercapainya keseimbangan baru di mana harga pasar dunia dan Indonesia sama.
Sumber : Akamedik Pluang
0 Komentar