Ad Code

Responsive Advertisement

FILSAFAT

filsafat yg esensinya mencari kebenaran, pd dasarnya menurut beberapa epistemolog kiri seperti Friedrich Nietzsche dan Albert Camus menjelaskan bahwa manusia tdk akan pernah sampai pd kebenaran...

coba kita ambil contoh dlm paradigma ekonomi...

dulu abad ke-15 M setelah manusia sudah berkembang menjadi produsen, filsuf Thomas Mun dan Colbert mengatakan bahwa nilai surplus tinggi dan penggunaan logam mulia sbg cadangan kas akan memperkaya negara dan mensejahterakan rakyat (merkantilisme)...

tapi kenyataannya pd abad 17 M, kaum borjuis tdk pernah sejahtera akibat penindasan kaum feodal yg memakai sistem land rent dgn retribusi tinggi, kaum kapitalis komersial lainnya (termasuk negara) yg seharusnya kaya malah terjadi merugi... hal itu diakibatkan surplus yg terus-menerus tanpa defisit menyebabkan kuantitas naik dan harga turun, akibatnya jumlah uang dan barang beredar dgn cepat yg mengakibatkan inflasi tinggi...

akhirnya, filsuf Adam Smith dan David Ricardo mengatakan bahwa yg terpenting adalah lingkaran equilibrium pasar (ekonomi klasik) yg mensejahterakan rakyat... teori kesempurnaan mekanisme pasar itu berkembang dari kapitalis komersial jadi kapitalis nasional (dari sinilah penggunaan alat-alat produksi (kapital) lebih dipusatkan pd efisiensinya dan sistem kapitalisme modern mulai berkembang, teori ini disebut teori Klasik)...

tapi, kemudian era 1930-an terjadi resesi ekonomi dlm 4 kuartal terakhir yg mengakibatkan krisis global di Eropa... banyak perusahaan kaum borjuis collapse, pengangguran meningkat, dan hal ini memicu ketegangan hubungan internasional antara kaum liberalis dgn kaum realis... akhirnya, lahirlah sub-ideologi dari nasionalisme yaitu fasisme yg akhirnya pecahlah Perang Dunia II...

kemudian, filsuf John Maynard Keynes mengatakan bahwa yg dapat mensejahterakan rakyat adl equilibrium marginal pasar yg berfokus pd pendapatan masyarakat, paham ini dipakai sampai sekarang terutama di Dunia Kesatu (Negara2 Maju) dgn mensinthesiskan teori Klasik, apakah sudah mensejahterakan rakyat?

sebelumnya, ekonomi klasik juga dianti-thesiskan oleh filsuf Karl Marx yg melahirkan gerakan revolusioner kiri yg reaksioner... Marx menyatakan bahwa nilai utama kesejahteraan terletak pd penghapusan stratifikasi sosial dan perjuangan kaum proletar... selain mempersalahkan penguasaan alat-alat produksi (kapital), dia juga mempersalahkan statistik pertumbuhan ekonomi berdasarkan pendapatan yg hasilnya adalah nihil, sebaliknya justru kaum buruh dan tani terpinggirkan... solusinya adalah sistem ekonomi sentralisasi yg terkomando negara...

tapi di negara2 komunis justru lahir stratifikasi sosial baru yaitu kelas Pemerintah dan kelas Rakyat.... bahkan, di era berakhirnya Perang Dingin, negara2 sosial komunis mulai merasakan dampak kegagalan ekonomi, yang bertahan sampai sekarang pun tdk lagi memakai sistem ekonomi komunis murni, meskipun beberapa idea Marxis masih dipakai... sudah berhasilkah? tanyakan pd Dunia Kedua (Negara2 Sosialis)...

bagaimana dgn Dunia Ketiga (Negara2 Sedang Berkembang) seperti salah satunya Indonesia? sudah sejahterakah? atau sudah sesuai sistem konstitusional-kah perekonomian negara kita? saya pribadi mengatakan belum!

lantas, apakah kesejahteraan bagi seluruh ummat manusia itu adalah idea utopis? mungkin saja... yg jelas, proses pencarian kebenaran itu adalah utopis... kenapa? jika bukan utopis, sudah seharusnya kebenaran itu tdk lahir dari proses dialektika...

tapi.............

saya suka dgn dunia seperti ini, jika kebenaran itu telah dicapai manusia, seolah-olah dunia sudah tdk menarik lagi ya... tdk ada lagi kisah-kisah seru dlm pelajaran sejarah, tdk ada lagi proses pembelajaran dlm pelajaran ekonomi, tdk ada lagi perbedaan keyakinan, tdk ada lagi revolusi akibat kemunafikan perpolitikan, dsbnya...

itulah saya katakan, dunia ini MENARIK! :)

Posting Komentar

0 Komentar