Ad Code

Responsive Advertisement

Memberi dulu baru meminta

Salam Sahabat para pembaca banyak manusia di sekeliling kita di tengah-tengah masyrakat pada umumnya kebanyakan begitu pelit dalam memberi tapi jika diberi maunya semua pasti mau banyak si kita temukan dalam keseharian kita, contoh kecilnya aja ada pada diri sendiri hingga menjalar pada orang-orang terdekat kita seperti yang termuat dalam salah satu kata motivator Andrie Wongso mengatakan bahwa lebih berbahagia memberi daripada menerima, karena ada keajaiban di balik "memberi". Suatu rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang yang berjiwa besar!

Memberi itu menyehatkan. Pernah ada suatu penelitian yang melibatkan ribuan sukarelawan. Kesimpulannya sebagai berikut: “Memberi atau menolong orang lain dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi rasa stres, meningkatkan hormon endorfin (hormon yang memberi ketenangan dan rasa bahagia, juga mengurangi rasa sakit), serta meningkatkan kesehatan.”

Tapi terkadang memang sungguh berat saya lihat dalam relung kehidupan ini, Seperti halnya saya pernah membeli nasi dan ayam goreng kebetulan pada waktu itu ada tamu yang datang dirumah namun karena waktunya sekitar jam 02.14 dini hari karena dia belum makan dia menempuh perjalanan kurang lebih 159 Km tapi belum makan aku keliling kota mencari penjual nasi yang masih kebuka, pas sudah aku temukan saya pesan 4 porsi seharga 13 ribu tiap porsi aku pesan 4 tak aku sangka uang yang aku bawah tidak cukup kurang 2 ribu tapi akhirnya tetap aku harus kembali untuk membembayarnya. astaga uang 2ooo rupiah, tapi hak priorigatif penjual hingga aku pasrahkan ku harus kembali untuk membayarnya.
Dari hal itu aku berfikir ko bisa ya, andaikan bilang aja tidak usah memang tiap orang berbeda prinsip dan cara pandang dalam menyikapi tiap persoalan yang di perhadapkan.

Bukankah memberi dapat mendatangkan yang lebih banyak dari yang diberi, bukankah salah satu ibadah adalah sedekah, senyum aja adalah ibadah tapi banyak pun diluaran sana di kota-kota besar senyum aja sangat pelit bahkan tetangga sendiri senyumnya cukup malas, apa karena faktor kesibukan , apa karena faktor ekonomi, ya itulah hidup ada jalan masing-masing ada prinsip orang masing-masing dan itu adalah hak mereka. Tapi seuntai kata buat mereka selamat dalam kerorongronganmu dalam menjalani kehidupan.

Posting Komentar

0 Komentar